Kemendikbud Beri Kritik Terkait Serial Viral Gadis Kretek, Apa Isi Kritiknya?

Cerminilmu.com – Akhir-akhir ini industri film Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Menampilkan film-flm yang lebih berani dan menarik menjadikan industri film Indonesia banyak digemari.

Salah satu serial yang menjadi perbincangan orang akhir-akhir ini adalah Gadis Kretek. Penyajian film yang bernuansa budaya ikut mewarnai film tersebut. Sehingga beberapa destinasi wisata yang ditayangkan ikut viral sehingga banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Namun, dibalik kesuksesan film ini ternyata menuai kritikan yang dilontarkan oleh Kemendikbudristek. Pasalnya film ini menampilkan budaya kretek yang sudah ada sejak zaman dulu. Melalui film ini kembali diangkat menjadi topik yang ditakutkan disalahgunakan oleh beberapa usia yang belum cukup umur untuk menggunakannya.

Prabawa Dwi Purtanto sebagai Koordinator Cagar Budaya Museum dan Cagar Budaya Direktorat Kebudayaan Kemdikbudristek menyinggung terkait eksistensi kretek yang ada di Indonesia. Hal ini beliau sampaikan dalam acara sebuah lokakarya pada Rabu (6/12/2023) di Hotel JS Luwansa Jakarta.

Prabawa memaparkan terkait keefektifan yang diterapkan oleh situs cagar budaya mengenai larangan merokok di wilayah tersebut sehingga kebersihan cagar budaya tetap terjaga. Namun, disisi lain tidak bisa dilupakan bahwa merokok adalah salah satu kebiasaan orang Indonesia. 

Baca Juga :  Sudah Dibuka! Ini Cara Daftar Tenaga Kesehatan Haji 2024

Berawal dari pembahasan tersebutlah maka muncul kritikan untuk serial film ini. Prabawa mengatakan bahwa kebiasaan merokok di indonesia sudah ada dari lama, misalnya seperti budaya menghisap kretek. Hal ini diperbincangkan kembali setelah rilisnya Serial Gadis Kretek.

Prabawa menilai bahwa rating usia yang menjadi ketentuan Neftlix yaitu 13+, anak-anak ataupun remaja dibawah umur yang menonton serial ini perlu pendampingan orang tua. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pelencengan perilaku akibat tontonan yang menampilkan sesuatu yang belum sesuai dengan usianya.

Lebih jelas pernyataan diungkapkan oleh Prabawa, “Bukan masalah filmnya, filmya tidak ada masalah apa-apa namun yang perlu diperkuat adalah pesan-pesan didalam filmnya. Karena kretek sudah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia sejak dulu, bukan dari luar terus kita hanya menerima begitu saja. Kretek sudah menjadi bagian dari hidup kita” jelas Prabawa.

Tidak hanya sampai disitu, penjelasan kembali dilanjutkan oleh Prabawa, “Mungkin pesan-pesan dibelakangnya. Ada penekanan-penekanan bahwa segala sesuatu ada batas, ya. Sebenarnya itu tidak menganggu orang secara pribadi, dia sudah sadar, menurut saya tidak masalah. Tapi kalau dia ada di dalam ranah publik yang ada aturannya, dia bisa mengikuti itu juga”.

Baca Juga :  Analisis Para Pengamat Terkait Suasana dan Performa Capres

Prabawa mengkritik dengan adanya penyajian Kretek yang ada di Serial ini maka diperlukan peran keluarga dalam mengedukasi anak-anak. Kretek adalah bagian dari sejarah Indonesia yang harus selalu kita ingat namun tidak boleh diremehkan juga akan ada dampak kesehatan dari konsumsi kretek.

Prabawa tidak hanya melihat dari sisi itu saja, kritikan yang diberikan pun untuk menghimbau orangtua agar lebih mengawasi anaknya melalui edukasi-edukasi. Prabawa juga mengapresiasi serial film ini yang mampu mengangkat destinasi-destinasi wisata di Indonesia.

“Dampak positif destinasi wisata karena film gadis kretek ini perlu diapresiasi namun karena rating filmnya untuk 13+ maka perlu pendampingan orang tua yang lebih. Peran-peran yang dihadirkan untuk pendidikan itu sifatnya penting. Bukan film ini tidak bagus namun perlu dijadikan perhatian bersama saja untuk kebaikan anak-anak” kata Prabawa.

Sumber referensi :

  • Travel.detik.com
Share :